Dukung Pemisahan Kementerian Pendidikan.


SURYA Online, MALANG – Meski berdomisili di Belanda, Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4), Dessy Irawati Phd FeRSA (Fellow of Regional Studies Association) ternyata sangat getol mencari informasi perkembangan isu mutahir tanah air, seperti wacana pemisahan Kementerian Pendidikan.

Saat ditemui di rumahnya, Arek Ngalam ini langsung mengutarakan kalau ia setuju terhadap rencana itu. Salah satu alasannya agar dunia pendidikan Indonesia bisa berkembang, focus, lalu bisa bersaing dengan dunia internasional.

“Diluar (negeri) seperti itu sehingga mainnya lebih cantik. Lebih focus,” kata Dessy pada Surya.

Dirinya membandingkan struktur organsisasi pendidikan tinggi di negara maju, seperti Inggris, Belanda, ataupun Amerika. Di negara ini, katanya, Kementerian Pendidikan Tinggi terpisah dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Negara ini, selanjutnya mengembangkan arah pendidikan tinggi dengan berbagai macam bidang terapan lagi. “Di Inggris, bahkan ada Ministry of Science, Ministry of Inovation and Bussiness, sehingga lebih focus,” katanya mencontohkan.

Berkaca dari itulah dukungan Dessy terbentuk. Wanita berusia 34 tahun ini berpendapat Indonesia sudah saatnya memisah struktur organisasi Pendidikan Tinggi dari Kementerian Pendidikan.

Struktur organisasi Pendidikan Tinggi ini, katanya, bisa bergabung dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Apabila ini dilakukan maka hasil penelitian dari para mahasiswa tak terbuang percuma.

Penelitan para mahasiswa selanjutnya bisa dikembangkan lebih lanjut, sampai akhirnya bisa diterapkan pada masyarakat. Selain itu, konsentrasi Indonesia pada pengembangan riset dan teknologi juga makin besar.

“Karena mainnya Pendidikan Tinggi itu di riset dan pengembangan teknologi,” ungkap alumnus Universitas Brawijaya Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini.

Sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo menyatakan akan membagi dua bagian Kementerian Pendidikan di masa pemerintahannya nanti. Dua bagian tersebut adalah Pendidikan Dasar, mencakup SD, SMP dan SMA, serta Pendidikan Tinggi yang akan digabung dengan riset.

Ia menambahkan, dengan konsep seperti ini maka pembangunan yang berdasar triple helix juga bisa berjalan. Triple Helix merupakan sinergi kekuatan yang berdasar dari Akademisi, Bisnis dan Pemerintah.

Konsep ini, menurut lulusan dari Newcastle University Business School, Inggris, pada jenjang S3 bidang Strategi Bisnis Internasional dan Geografi Ekonomi ini, sangat relevan diterapkan di Indonesia sebab perkembangan ekonomi bangsa ini begitu menjanjikan. Indonesia juga menjadi salah satu pasar yang sedang tumbuh, para investor asing berdatangan ingin menanamkan modal.

Sumber: Tribunnews


Your Comment: