Jakarta – Berdasarkan data dari laporan World Economic Forum, Indonesia secara demografi memiliki potensi luar biasa besar dan selama ini belum tergarap dengan baik.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan antara Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) Dessy Irawati, Ph.D, FeRSA dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Prof. Dr. Fasli Djalal di Jakarta baru-baru ini.
Dalam pertemuan, Sabtu (22/2/2014), disepakati BKKBN akan bekerjasama dengan I4 dalam memanfaatkan data Demografi Indonesia untuk menunjang kemajuan Indonesia serta menyinergikannya dengan teknologi Global Information System (GIS).
Teknologi GIS ini mengintegrasikan, menyimpan, menyunting, menganalisa, berbagi dan menampilkan data-data informasi geografis untuk para pengambil kebijakan dan keputusan.Dengan GIS, data demografi BKKBN akan terpetakan secara utuh dan dalam bentuk data spasial mengenai berbagai potensi yang dimiliki dan ada di Indonesia, demikian M. Misdianto M.Sc, salah satu pengurus I4, kepada detikcom.
Sebelumnya World Economic Forum dalam laporannya The Global Competitiveness Report 2013, menyebutkan bahwa Indonesia memiliki populasi lebih dari 242,3 juta orang di tahun 2012 dengan perdapatan per kapita Rp 878,2 triliun merupakan pasar sangat menarik bagi siapapun.
Namun dari laporan itu juga terlihat bahwa ketersediaan teknologi terkini di Indonesia memiliki nilai sebesar 5,1, berada pada peringkat 60 di bawah Singapura 6,2 peringkat 16, Malaysia 5,7 peringkat 37 dan Brunei Darussalam 5,2 peringkat 50.
Riset
Pada pertemuan tersebut Ketua I4 Dessy Irawati, Ph.D, FeRSA juga menyampaikan rencana untuk menyelenggarakan workshop riset bersama dengan BKKBN dan Kementerian Riset dan Teknologi pada Juni akan datang.
Menurut Dessy, yang juga aktif di Indonesian Diaspora Network Netherlands, I4 memiliki banyak program yang akan diselaraskan dengan berbagai kegiatan hingga 2015 nanti, baik kolaborasi riset dengan Kemenristek dan BKKBN, maupun bantuan tenaga ahli untuk riset potensi ekonomi lokal dan lingkungan hidup.
Dalam kesempatan lain, di depan para mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Ilmu Komputer ESQ, Dessy yang juga seorang pakar inovasi kreatif & kewirausahaan, mendorong mereka untuk belajar sungguh-sungguh dan aktif belajar mengenai dunia internasional.
Di samping itu Dessy mengajak mereka menumbuhkan jiwa kewirausahaan demi bangsa dan negara, juga mengembangkan riset dan pengembangan sejak dini.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, Ketua I4 Dessy Irawati, Ph.D, FeRSA juga hadir pada peresmian Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments di Malang, yang diresmikan oleh Menristek RI.
I4 akan bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi untuk melakukan riset serta membangun jejaring ilmuwan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Selain itu, berbagai macam riset dan pengembangan bersama bisa dijalin antara I4-Kemenristek dan dengan inisiatif ini diharapkan proses transfer ilmu pengetahuan dari dalam dan luar negeri bisa langsung terjembatani.
Sumber: Detik.com